Jumat, 15 April 2011 0 komentar

SAMBUNG

Sambung: Sambung Rasa dalam SH Terate


0 komentar

SH TERATE VS SH WINONGO

Melacak Akar Konflik Antar Perguruan Silat di Karisidenan Madiun




Kasus perkelahian antar perguruan silat yang di motori oleh Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Setia Hati winongo atau di sebut STK (Sedulur tunggal kecer) di karesidenan madiun akhir-akhir ini sangat marak dan melibatkan masa pendukung secara massif dan di sertai dengan pengerusakan serta jatuhnya korban jiwa.

Konflik yang berpangkal dari perbedaan penafsiran dan klaim kebenaran tentang ideoligi keSHan merambat hampir seluruh karisedanan Madiun. Hadirnya konflik tersebut juga meinimbulkan keresahan dan ketidaknyaman berbagai lapisan masyarakat. Arkeologi Kekerasan SH Terate VS SH Winongo Perkelahian secara turun temurun antar SH Terate dan SH Winongo tidak lepas dari setting sejarah yang melatarbelakangi.
0 komentar

PERTANDINGAN ADU BEBAS

Adu Bebas Profesional



Berbeda dengan pertandingan pencak silat biasa yang digelar di matras, silat adu bebas ini digelar di atas ring seperti ring tinju dengan ukuran 6x6 meter. Pertandingan dilangsungkan dalam enam ronde, masing-masing dengan durasi dua menit, kata H. Tarmadji yang juga Ketua DPRD Kota Madiun itu.

Menurut Tarmadji, peraturan silat bebas profesional tersebut tetap mengacu pada pertandingan silat yang ada di IPSI, tapi bedanya pesilat tidak menggunakan pelindung badan (body protector). Lebih jauh Tarmadji mengatakan, Silat Adu Bebas Profesional itu murni gagasan dari SHT karena didasari atas keinginan agar pencak silat juga mempunyai wadah pertandingan profesional seperti cabang olahraga lainnya dan menimbulkan kebanggaan atlet sebagai seorang pesilat.
0 komentar

FALSAFAH PSHT

* Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak
* Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat nagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat
* Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar
 
;